Kultum 7 Menit: Tujuan Hidup dan Ketergantungan pada Allah


 QS. Adz-Dzariyat: 56–58

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah yang telah menciptakan kita, memberikan kita kehidupan, dan menunjukkan kita jalan yang lurus, yaitu jalan ibadah kepada-Nya. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Jama’ah yang dirahmati Allah,
Pada kesempatan singkat ini, mari kita renungkan firman Allah dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 56 sampai 58, yang berbicara tentang hakikat penciptaan manusia dan jin, serta ketergantungan kita kepada Allah SWT.

1. Tujuan Hidup yang Sebenarnya

Allah berfirman:

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Ayat ini begitu jelas dan tegas. Tujuan utama hidup kita bukan sekadar bekerja, mencari nafkah, bersenang-senang, atau mengejar dunia, tapi yang paling utama adalah beribadah kepada Allah. Ibadah tidak terbatas pada shalat dan puasa saja, tapi mencakup segala aktivitas yang diniatkan untuk mencari ridha Allah—termasuk bekerja, menuntut ilmu, bahkan berkeluarga, jika diniatkan karena Allah.

2. Allah Tidak Butuh Ibadah Kita

Lalu di ayat selanjutnya, Allah menegaskan:

"Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan." (QS. Adz-Dzariyat: 57)

Artinya, ibadah itu bukan untuk memenuhi kebutuhan Allah. Allah tidak butuh apa-apa dari kita. Dia tidak butuh kita memberi-Nya makanan, harta, atau bahkan pengakuan. Maka, jika kita beribadah, itu bukan untuk Allah—melainkan untuk diri kita sendiri.

Ibadah itu seperti makanan ruhani kita. Orang yang hidup tanpa ibadah, jiwanya akan kosong, hampa, dan gelisah. Maka, shalat yang kita kerjakan, sedekah yang kita keluarkan, dan amal yang kita lakukan semua akan kembali kepada kita dalam bentuk ketenangan, keberkahan, dan pertolongan Allah.

3. Allah-lah Sang Pemberi Rezeki

Ayat ke-58 menutup dengan firman Allah:

"Sesungguhnya Allah, Dialah Maha Pemberi rezeki, yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh." (QS. Adz-Dzariyat: 58)

Subhanallah, ini pengingat penting bagi kita yang sering cemas tentang rezeki. Kita kadang terlalu sibuk mengejar rezeki hingga lupa untuk mendekat kepada yang memberi rezeki. Padahal, Allah-lah Ar-Razzaq, sumber dari segala rezeki. Jika kita mendekat kepada-Nya, menjalankan ibadah dengan sungguh-sungguh, maka insyaAllah rezeki akan datang dengan cara yang tidak disangka-sangka.

Allah juga menyebutkan bahwa Dia adalah Dzul Quwwah al-Matin, yaitu Yang Maha Kuat dan Kokoh. Artinya, Allah tidak akan pernah lelah memberi kita rezeki, tidak akan pernah lalai memperhatikan kita, dan tidak akan pernah gagal menjaga kita.


Penutup

Jama’ah yang dimuliakan Allah,
Dari ayat-ayat ini kita belajar tiga hal besar:

  1. Kita diciptakan untuk beribadah, bukan untuk mengejar dunia semata.

  2. Allah tidak membutuhkan ibadah kita, tetapi kita yang butuh ibadah untuk menyelamatkan jiwa kita.

  3. Rezeki itu milik Allah, maka carilah dengan cara yang halal dan jangan lupa untuk selalu mendekat kepada-Nya.

Semoga kita termasuk hamba-hamba yang memahami tujuan hidup ini, tekun dalam ibadah, dan tidak terperdaya oleh dunia. Mari kita luruskan niat, dan terus perbaiki amal.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KULTUM: “Pintu-Pintu Rezeki dalam Islam”

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan nikmat-Nya, bai...