Kultum Singkat : Investasi terbaik adalah Prioritas Anak dalam Pendidikan Agama

 Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin. Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepada kita nikmat iman, nikmat Islam, serta nikmat kesempatan untuk terus memperbaiki diri dan keluarga kita dalam jalan-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga beliau, para sahabat, serta umatnya yang istiqamah hingga akhir zaman.

Jama’ah yang dirahmati Allah,

Hari ini, saya ingin mengangkat tema yang sangat penting: Prioritas Anak dalam Pendidikan Agama. Karena seberapa sibuk pun kita mencari dunia, sesungguhnya yang paling berharga untuk kita tinggalkan bukanlah harta, bukan jabatan, bukan warisan materi—melainkan anak yang shalih.

Seorang ayah bijak pernah berkata, “Meskipun aku mungkin tidak mampu menguasai semua hadis Nabi, maka anakku harus bisa mendapatkan apa yang luput dariku.”
Begitu pula katanya, “Jika aku belum mampu menjadi ahli Al-Qur’an, maka anakku harus menjadi ahlinya.”

Ini bukan sekadar ambisi, tapi visi hidup yang benar. Sebab kita ini hidup bukan hanya untuk dunia. Kita hidup untuk akhirat. Dan anak yang kita besarkan hari ini, akan menjadi salah satu sebab keselamatan atau penyesalan kita di hadapan Allah kelak.

Jama’ah sekalian,

Setiap orang tua pasti ingin yang terbaik untuk anaknya. Kita ingin anak kita pintar, punya karier, sukses di dunia. Tapi kadang kita lupa: bekal yang sesungguhnya adalah ilmu agama. Ilmu yang akan menuntunnya di dunia dan menyelamatkannya di akhirat.

Rasulullah SAW bersabda:

"Apabila seorang anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya."
(HR. Muslim)

Perhatikan, anak shalih disebut sebagai sebab pahala yang terus mengalir. Tapi bagaimana bisa anak itu menjadi shalih kalau pendidikan agamanya kita abaikan? Kalau sejak kecil ia tidak dekat dengan Al-Qur’an, tidak mengenal Rasulnya, tidak tahu halal-haram?

Jama’ah yang dimuliakan Allah,

Kita tidak sedang mendidik anak hanya untuk menjadi lulusan terbaik, tapi sedang mempersiapkan mereka menjadi investasi akhirat. Maka ketika kita prioritaskan mereka belajar Al-Qur’an, kita bukan sedang menunda dunia, tapi sedang menyiapkan mahkota di surga.

Ada hadis yang indah:

"Barang siapa membaca Al-Qur'an, mempelajarinya, dan mengamalkannya, maka kedua orang tuanya akan dikenakan mahkota dari cahaya pada hari kiamat..."
(HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Bayangkan, orang tua yang mungkin tidak hafal Qur’an, tidak paham hadis, tapi karena anaknya menjadi ahli agama, maka ia mendapat kemuliaan luar biasa di akhirat.

Saudara-saudaraku,

Akhirat itu bukan tentang siapa yang paling kaya, tapi siapa yang paling bertakwa. Dan pendidikan agama anak adalah salah satu jalan utama untuk meraih itu. Maka mulai hari ini, mari kita evaluasi:

  • Sudahkah kita menyisihkan waktu dan biaya untuk pendidikan agama anak?
  • Sudahkah kita menjadikan mereka dekat dengan Al-Qur’an dan hadis?
  • Ataukah kita sibuk mencari dunia, lalu membiarkan mereka sibuk dengan dunia juga?

Penutup,

Jika hari ini kita belum sempurna dalam agama, jangan biarkan anak-anak kita mewarisi kekurangan kita. Biarlah kita yang tidak hafal Qur’an, tapi anak kita jadi penghafal. Biarlah kita yang belum paham hadis, tapi anak kita jadi ahli hadis. Itulah investasi sejati.

Karena kelak di akhirat, kita tidak bangga karena anak kita jadi direktur, tapi karena ia bisa menolong kita dengan doa dan ilmunya yang bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yakin Tanpa Ragu, Kunci Kekuatan Iman

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam kita haturkan...