Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah, yang telah menciptakan cinta sebagai
anugerah suci dari langit, sebagai jalan menuju ketenangan dan kasih sayang.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, suri
teladan terbaik dalam mencintai dengan komitmen, kesetiaan, dan keberanian.
Saudaraku yang dirahmati Allah,
Hari ini saya ingin membahas tema yang sangat dekat dengan
kita: komitmen dalam cinta.
Ada satu ungkapan yang indah:
"Jangan hanya berkata 'Aku mencintaimu'. Tunjukkan
cintamu itu dengan menuliskan namaku di buku nikah kita."
Betapa dalam maknanya. Cinta bukan sekadar ucapan, bukan
hanya janji manis yang mudah diucap namun hilang ditelan waktu. Cinta
yang hakiki adalah cinta yang berani berkomitmen.
Kenapa demikian?
Karena cinta sejati menuntut bukti, bukan sekadar janji.
Dalam Islam, cinta antara dua insan lawan jenis tidak sah jika tidak dilegalkan
dalam ikatan pernikahan. Kata para ulama, “Cinta tanpa komitmen ibarat
api tanpa kayu, membakar tanpa arah.”
Saudaraku,
Kita sering mendengar ungkapan: "Cinta dari mata
turun ke hati."
Namun kita lupa, bahwa dari hati itu jugalah muncul keyakinan. Dan dalam proses
menuju pernikahan, keyakinan hati menjadi hal yang utama.
Itulah mengapa ketika seorang wanita dilamar, ibunya tidak
langsung berkata: “Kamu suka?” tapi bertanya:
"Nak, sudah mantapkah hatimu?"
Karena kemantapan hati adalah amalan batin yang tidak bisa dipaksa.
Maka pastikan hatimu mantap, yakin, sebelum menerima pinangan.
Karena pernikahan bukan tentang siapa yang paling romantis,
paling tampan atau cantik, atau siapa yang paling sering berkata “I love you.”
Tapi siapa yang siap menuliskan namamu di buku nikah, bukan di status
media sosial.
Saudaraku yang dirahmati Allah,
Dalam Al-Qur'an Surah Ar-Rum ayat 21, Allah berfirman:
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia
menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri agar kamu cenderung
dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antara kamu rasa kasih dan
sayang (mawaddah wa rahmah).”
Cinta yang benar akan membawa ketenteraman, bukan
kegelisahan. Dan itu hanya akan hadir dalam bingkai pernikahan yang sah,
bukan hubungan yang digantungkan tanpa kepastian.
Penutup:
Maka wahai pemuda-pemudi Islam, jika kalian mencintai, maka
seriuslah.
Jika kalian belum siap menikah, jaga dirimu, dan jaga hatimu.
Jangan biarkan cinta tumbuh tanpa arah dan tanpa tujuan. Sebab cinta itu suci dan ia pantas diperjuangkan, bukan dimainkan.
Cinta itu bukan main kata. Tapi perlu bukti Nyata
Semoga Allah anugerahkan kita cinta yang halal, cinta yang
diberkahi, dan cinta yang berujung di surga.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar